Selamat Datang di www.terapinarkoba.com

Kami berpengalaman menangani KECANDUAN NARKOBA dengan metode MULTI TERAPI Insya Allah kecanduan narkoba dapat di pulihkan dalam waktu relatif singkat, hanya 2 bulan, bukan 6 tahun.
Sudah banyak pasien yang kami tolong, baik dari jawa maupun luar jawa / luar kota

SAKAW dll cepat di pulihkan.

Prosedur Pemulihan kecanduan narkoba bisa RAWAT JALAN dan TERAPI JARAK JAUH pasien tidak harus datang, bisa tetap sekolah, kuliah atau bekerja

SUDAH REHAB TAPI ANDA MASIH KECANDUAN JANGAN RAGU HUBUNGI KAMI


TABIB MASRUKHI,MPA

Telp : 0823 3222 2009


GARANSI >>> klik disini

Catatan : Pecandu Narkoba sangat tergantung dengan peran serta orang tua / keluarga. Karena itu segera lah berobat sebelum semuanya terlambat, kematian atau cacat seumur hidup.

yang perlu di lakukan orang tua terhadap seorang anak pecandu Narkoba ?
1. Bila pecandu ingin Lepas dari ketergantungan narkoba maka segera di obati
2. Bila pecandu belum ada keinginan Lepas dari ketergantungan narkoba maka tetaplah motivasi untuk segera diobati atau setidaknya minum obat ramuan kami dengan harapan pasien merasakan manfaat nya selanjutnya ada kesadaran untuk di pulihkan secara tuntas.

Demikian semoga bermanfaat

Ganja di Temukan di sebuah Kuburan Berusia 2.700 Tahun di Gurun GOBI

Labels: ,








Material tanaman ganja sebanyak hampir dua pound ditemukan di sebuah kuburan berusia 2.700 tahun di Gurun Gobi, China. Menurut catatan Journal of Botany Eksperimental ganja tersebut diidentifikasi sebagai peninggalan ganja tertua di dunia.
Beberapa penelitian yang mengatakan bahwa ganja pada zaman dahulu hanya digunakan sebagai bahan untuk membuat pakaian dan tali ternyata salah. Sebuah test membuktikan bahwa orang zaman dahulu ternyata juga suka menghisap ganja sama seperti yang terjadi sekarang. Penulis utama Ethan Russo mengatakan kepada Discovery News bahwa ganja tersebut sangat mirip dengan ganja yang tumbuh saat ini. Dari dua analisis kimia dan genetika diketahui bahwa tanaman tersebut mengandung THC (tetrahydrocannabinol).

Saat melakukan penelitian Ethan Russo menjabat sebagai profesor tamu di Chinese Academy of Sciences Institute of Botany. Russo dan tim-nya menganalisa ganja yang digali dari Makam Yanghai dekat Turpan, Cina. Ganja tersebut ditemukan dalam mangkuk kayu dan keranjang kulit dekat kepala jenazah seorang pria yang meninggal ketika berusia sekitar 45 tahun.
Russo mengatakan jenazah ini dikuburkan bersama sejumlah barang yang bernilai tinggi seperti tas make-up, kekang, guci, peralatan memanah dan kecapi kongou. Para peneliti percaya bahwa orang ini dulunya adalah seorang dukun dari orang-orang Gushi, yang berbicara dalam bahasa Tocharian yang sekarang sudah punah.
Para ilmuwan awalnya berpikir kalau bahan tanaman yang dikubur bersama jenazah itu adalah ketumbar. Tetapi analisis botani mikroskopis dengan pengujian genetik mengatakan bahwa isi mangkuk itu adalah ganja.
Dari ukuran biji dan daun bersama dengan warna dan karakteristik lainnya membuktikan bahwa ganja tersebut berasal dari strain yang dibudidayakan. Ganja yang ditemukan dalam kuburan itu sudah dipisahkan semua bagian tanaman laki-laki yang sedikit mengandung zat psikoaktif. Akan tetapi dalam kuburan tersebut tidak ditemukan semacam alat seperti pipa atau benda lain yang terkait dengan aktifitas merokok. “Kemungkinan ia mengkonsumsi ganja dengan cara ditelan” kata Russo.
Meskipun kebudayaan lain di wilayah itu menggunakan hemp untuk memproduksi berbagai barang sejak 7.000 tahun yang lalu, namun makam lain yang ditemukan menunjukkan pakaian Gushi yang mereka kenakan ternyata dibuat dari bahan wol dan tali mereka dibuat dari serat buluh. Para ilmuwan tidak yakin jika ganja itu digunakan hanya untuk tujuan spiritual atau medis.
“Penguburan jenazah dengan mengikutsertakan barang-barang berharga didalamnya merupakan sebuah tradisi dengan maksud agar orang yang meninggal tersebut dapat menggunakannya pada kehidupan selanjutnya di akhirat,” jelas Russo.
Peninggalan sejarah ganja kuno itu sekarang disimpan di Museum Turpan di Cina. Kedepannya Russo berharap dapat melakukan penelitian lebih lanjut di situs Yanghai, yang masih memiliki 2.000 makam sejenis lainnya.