
Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan "efek stimulan"], dan senyawa-senyawa psikotropika [senyawa yang dapat memengaruhi aktivitas pikiran; zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku]. Misalnya, ekstasi [tablet yang mengandung zat adiktif, yang mampu memacu kekuatan daya tubuh hingga berjam-jam, dan menimbulkan perasaan senang, gembira, dan riang yang luar biasa terhadap sesuatu, memunyai efek dapat menyerang susunan syaraf pusat (otak)], amfetamin [kelompok obat perangsang yang mengimbas perasaan bugar], sabu-sabu [Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik], zat sedatif [zat alami atau zat sintetis yang dapat meredakan keaktifan dan kegembiraan; obat penenang], dan zat-zat lain yang menimbulkan adiksi [kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat] seperti nikotin [zat racun yang terdapat pada tembakau], kafein [senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan; merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa kantuk secara sementara], alkohol [merupakan unsur ramuan yang memabukkan], dll..
Pada umumnya zat-zat tersebut menyebabkan ketagihan. Kebutuhan tubuh terhadap zat tersebut makin lama makin meningkat, dari dosis kecil lalu menjadi semakin besar.
Efek yang ditimbulkan pun bermacam-macam, tergantung jenis, tingkat, dan lama pemakaian. Narkoba
- Jenis Opium bisa menimbulkan depresi, sehingga pemakai biasanya terlihat murung, menutup diri, suka menyendiri, dan terlihat sedih.
- Jenis kokain, amfetamin dan kafein, menimbulkan efek stimulasi. Awalnya, badan terasa segar, selanjutnya pemakai menjadi susah tidur, mudah tersinggung, agresif, hiperaktif, jantung berdebar-debar, tekanan darah meningkat disertai sakit kepala hebat, sampai akhirnya bisa melakukan bunuh diri.
- Ada juga yang memberi efek halusinasi seperti pada penggunaan LSD [ Lysergic acid diethylamide juga dikenal sebagai lysergide adalah obat psychedelic semi-sintetis dari keluarga obat ergoline.], ganja, dan meskalin [Mescaline atau 3,4,5-trimethoxyphenethylamine adalah alkaloid psychedelic alami dari kelas phenethylamine dan biasanya digunakan sebagai bahan entheogen]. Pada tahap awal, pemakai merasa nikmat dan percaya diri, tetapi selanjutnya mengalami penyimpangan persepsi, timbul salah tafsir, disorientasi, curiga berlebihan, agresif, mata merah berair, badan menjadi lemas, tidak bergairah, dan selalu ingin tidur.
- Narkoba menimbulkan ketergantungan, mendorong orang berperilaku kriminal (mencuri, berkelahi, dsb.), dan membuat seseorang melakukan penyimpangan sosial.
-
Rasa ingin tahu. Tingkat keingintahuan seseorang pada masa anak, remaja, dan pemuda dalam periode tertentu sangatlah tinggi. Mereka ingin tahu sesuatu yang belum mereka ketahui dan ingin mencobanya. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh pengedar narkoba untuk menjerat mereka. Ingat, kita tidak dapat mengawasi semua anggota keluarga setiap saat, setiap waktu!
-
Rasa gengsi yang tinggi dapat menjatuhkan kita menjadi pengguna narkoba. Ingat, kita tidak dapat selalu mengingatkan anggota keluarga kita untuk bersikap rendah hati!
-
Untuk kesenangan (fun). Seseorang bisa terbujuk oleh sesuatu yang gratis dan kata-kata manis, misalnya, "Ini dapat membuat kamu senang dan bahagia." Ingat, tidak setiap saat kita dapat bersenang-senang bersama anggota keluarga!
-
Pelarian karena stres, sedih, dan kecewa. Orang yang stres, sedih, atau kecewa, sangat mudah terkena bujuk dan rayuan pengedar/pemakai narkoba dan ikut mengonsumsi. Ingat, tidak setiap saat kita tahu bahwa anggota keluarga kita berada dalam keadaan emosi yang tidak stabil!
-
Euforia. Jangan dikira orang yang sedang sedih atau stres saja yang mudah terbujuk. Orang yang sedang euforia (perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan), juga mudah terbujuk dengan kata-kata pujian. Mereka mudah terpancing mengonsumsi narkoba tanpa mereka sadari. Ingat, tidak selalu kita dapat mendampingi anggota keluarga kita, ketika dia sedang bergembira bersama teman-temannya!
-
Dipaksa/terpaksa. Banyak eksekutif muda mengonsumsi ekstasi di kafe-kafe bersama teman-teman seusai pulang kerja, dengan alasan untuk menghilangkan kejenuhan dan stres akibat kerja. Ketika mereka berkumpul dengan orang-orang yang "senasib", mereka juga dapat dipaksa oleh teman mereka yang lain atau terpaksa mengonsumsi narkoba. Ingat, tidak setiap waktu kita dapat mendampingi anggota keluarga kita ketika mereka bergaul!
- Keadaan dan kondisi keluarga.Keharmonisan keluarga ikut menentukan mudahnya seseorang terkena narkoba atau tidak. Keluarga yang kurang harmonis, baik antara suami-istri, orang tua-anak, serta anggota keluarga yang lain, sangat memudahkan anggotanya terpikat oleh narkoba. Untuk pencegahan, ciptakan kehidupan keluarga yang harmonis!
- Kurang perhatian.Perhatian tidak cukup hanya dalam bentuk materi saja, tetapi perlu empati. Untuk pencegahan, bina perhatian dan kepedulian antar anggota keluarga!
- Kurangnya komunikasi antarkeluarga.Hal ini menyebabkan anggota keluarga mencari orang lain (bukan keluarga) untuk melepaskan segala permasalahan yang dialaminya. Untuk pencegahan, perbaiki komunikasi dalam keluarga!
- Kurang kesatuan.Kurangnya kesatuan dalam keluarga membuat ikatan keluarga menjadi longgar. Dengan demikian, masing-masing anggota keluarga akan mencari pelampiasan di tempat lain. Untuk pencegahan, ajak setiap anggota keluarga rutin berdoa dan aktif bergereja!
- Orang tua yang otoriter.Orang tua yang selalu mengatur dan memaksakan kehendak, baik dalam menentukan pendidikan atau hal-hal lain, membuat anggota keluarga -- anak merasa tidak bebas. Anggota keluarga akan mencari pelampiasan kepada hal/orang lain. Untuk pencegahan, ciptakan suasana keluarga yang terbuka, demokratis, dan ajarkan kepada anak, agar berani mengemukakan pendapat dan berani mengatakan TIDAK untuk hal/benda-benda asing/negatif (Say No to Drugs).
- Terlalu menuntut prestasi anak.Orang tua yang terlalu menuntut, bisa memicu timbulnya kejengkelan bagi anggota keluarga. Apabila mereka yang dituntut tidak sanggup memenuhi tuntutan tersebut, maka mereka bisa merasa depresi dan lari ke narkoba. Untuk pencegahan, berikan kebebasan anggota keluarga mengemukakan pendapat dan hargai pendapat mereka!
- Terlalu memanjakan anggota keluarga.Kebiasaan menuruti semua kemauan anak tidak baik. Untuk pencegahan, jangan memanjakan siapa pun dalam keluarga dan hindarkan kebebasan yang tidak bertanggung jawab!
- Kurang pengawasan.Salah satu anggota keluarga yang menjadi pecandu narkoba bisa "menulari" anggota keluarga yang lain. Waspadalah! Untuk pencegahan, segera obati penderita kecanduan dan kirim ke tempat rehabilitasi!
- Peran Keluarga dalam Penanggulangan NarkobaPeran keluarga sangat penting bagi setiap anggota keluarga yang menghadapi suatu masalah. Dukungan keluarga terhadap anggotanya yang terjerat narkoba sangat besar pengaruhnya dalam penyembuhan.