Diperbaharui 30 June 2013, 19:00 AEST
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
pihak medis atau dokter mampu menyelamatkan lebih dari 3 juta nyawa di
dunia pada tahun 2025 jika menawarkan obat AIDS kepada pengidap HIV
lebih cepat, segera setelah mereka diketahui positif mengidap virus
mematikan itu.
Meskipun saat ini dibanyak negara sudah menyediakan akses obat AIDS
generik yang murah, yang memungkinkan lebih banyak pengidap HIV yang
memperoleh pengobatan, namun petugas kesehatan terutama di negara
miskin dengan anggaran kesehatan yang terbatas saat ini cenderung
menunda menyarankan pengobatan hingga infeksi berlanjut.
dalam
pedoman terbaru, WHO mendorong otoritas kesehatan di seluruh dunia
untuk mulai memberikan pengobatan bagi penderita HIV dewasa segera
setelah tes yang disebut dengan CD4 menunjukan kadar virus dalam darah
mencapai 500 sel per milimeter kubik atau kurang dari itu. Pada standar
WHO sebelumnya, pengobatan baru ditawarkan ketika tes CD4 menyatakan
level sel sebanyak 350 atau lebih sedikit, dengan kata lain ketika
virus sudah lebih dahulu merusak sistem imun pasien.
Petunjuk ini
juga menyatakan wanita hamil dan menyusui dan anak-anak dibawah usia 5
tahun yang mengidap HIV harus mendapatkan pengobatan secepatnya,
berapapun level CD4 mereka, dan seluruh pasien HIV harus secara reguler
dimonitor untuk mengawasi level “kandungan virus” mereka.
Pengawasan
ini juga memungkinkan pengawas kesehatan mengetahui apakah pengobatan
yang diberikan bisa menurunkan jumlah virus di dalam darah. Dan bisa
mendorong pasien untuk memakan obat karena mereka bisa mengetahui hasil
positif dari pengobatannya.
Petunjuk baru ini disusun berdasarkan
sejumlah studi yang menyatakan mengobati pasien HIV lebih awal bisa
membuat pasien tetap sehat dalam jangka waktu yang cukup lama dan juga
bisa menurunkan jumlah virus didalam darah dan secara siginifikan
memotong potensi pasien menularkan virusnya ke orang lain.
“Kita
hendak meningkatkan harapan hidup 26 juta penderita HIV. Dan ini bukan
hanya untuk membuat mereka tetap sehat dan hidup tapi juga menahan laju
transmisi lebih banyak,” kata Direktur Jendral Who bidang HIV/Aids
Gottfried Hirnschall.
Saat ini tercatat, sekitar 34 juta orang di
dunia mengidap Virus HIV penyebab Aids dan kebanyakan dari mereka hidup
dalam kemiskinan dan di negara berkembang. Sub-Sahara Afrika sejauh ini
merupakan kawasan yang paling banyak terpapar HIV/Aids.
Tapi
epidemi virus yang telah membunuh lebih dari 25 juta orang didunia dalam
30 tahun terakhir sejak Virus HIV pertama kali ditemukan, sejauh ini
menunjukan gejala penurunan.
Program HIV/Aids PBB , UNAIDS
mengatakan angka kematian penyakit ini pada tahun 2011 tercatat sebanyak
1,7 juta kematian. Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan tahun
2005 yang mencapai puncak tertinggi dengan 2,3 juta kematian ataupun
pada tahun 2010 lalu yang tercatat sebanyak 1,8 juta.
Data WHO
terbaru juga menunjukan peningkatan jumlah pengidap HIV yang
mendapatkan pengobatan. Tahun 2012 tercatat 9,7 juta orang. Angka ini
meningkat 300.000 orang lebih banyak dibandingkan satu dekade
sebelumnya.
Perusahaan obat generic asal India saat ini menjadi
pensuplai utama obat anti retroviral bagi pengidap HIV ke Afrika dan
banyak negara miskin lainnya.
Kritis dukungan pendanaan global
Direktur
Jendral WHO, Margaret Chan mengatakan peningkatan yang dramatis
terhadap pengobatan HIV menghadirkan harapan suatu saat nanti masyarakat
dunia bisa melumpuhkan penyakit HIV/Aids.
“Dengan hampir 10 juta
jiwa saat ini yang mengkonsumsi obat anti retroviral, kita melihat
peluang kearah sana. Hal itu tidak terbersit beberapa tahun lalu. Kita
harus memanfaatkan momentum ini untuk menghentikan epidemi HIV,”
katanya.
Koordinator NGO Medecins Sans Frontieres (MSF) Afrika
Selatan Gilles van Cutsem, menyambut positif petunjuk ini namun
mengingatkan soal uang dan kemauan politik untuk mengimplementasikan
aturan baru ini.
“Sekarang bukan waktunya lagi untuk berkecil hati
tapi sebaliknya harus semangat maju melawan HIV/Aids. Jadi sangat
penting untuk memomibiliasi dukungan internasional, termasuk pendanaan
program pengobatan HIV dari donor pemerintah.
Direktur Jendral WHO
bidang HIV/Aids, Gottfried Hirnschall mengatakan untuk bisa
menyediakan obat bagi tambahan pasien HIV/Aids sesuai dengan petunjuk
WHO yang baru ini membutuhkan kenaikan 10% dari 24 milyar Dolar dana
yang saat ini dibutuhkan untuk mendanai program melawan HIV/Aids di
dunia.
sumber : www.radioaustralia.net.au/indonesian/2013-06-30/pedoman-who-terbaru-pasien-hivaids-harus-lebih-cepat-berobat/1153908
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan komentar atau berbagi pengalaman.
Bila Saudara Menginginkan balasan secapatnya dari kami, komfirmasi ketik KOMENTAR kirim ke 082332222009. Terimaksih