Selamat Datang di www.terapinarkoba.com

Kami berpengalaman menangani KECANDUAN NARKOBA dengan metode MULTI TERAPI Insya Allah kecanduan narkoba dapat di pulihkan dalam waktu relatif singkat, hanya 2 bulan, bukan 6 tahun.
Sudah banyak pasien yang kami tolong, baik dari jawa maupun luar jawa / luar kota

SAKAW dll cepat di pulihkan.

Prosedur Pemulihan kecanduan narkoba bisa RAWAT JALAN dan TERAPI JARAK JAUH pasien tidak harus datang, bisa tetap sekolah, kuliah atau bekerja

SUDAH REHAB TAPI ANDA MASIH KECANDUAN JANGAN RAGU HUBUNGI KAMI


TABIB MASRUKHI,MPA

Telp : 0823 3222 2009


GARANSI >>> klik disini

Catatan : Pecandu Narkoba sangat tergantung dengan peran serta orang tua / keluarga. Karena itu segera lah berobat sebelum semuanya terlambat, kematian atau cacat seumur hidup.

yang perlu di lakukan orang tua terhadap seorang anak pecandu Narkoba ?
1. Bila pecandu ingin Lepas dari ketergantungan narkoba maka segera di obati
2. Bila pecandu belum ada keinginan Lepas dari ketergantungan narkoba maka tetaplah motivasi untuk segera diobati atau setidaknya minum obat ramuan kami dengan harapan pasien merasakan manfaat nya selanjutnya ada kesadaran untuk di pulihkan secara tuntas.

Demikian semoga bermanfaat

Efek Jangka Panjang Pemakai Ganja

Labels:


1. Penyalahgunaan/Ketergantungan

Penggunaan kronis ganja dapat mengakibatkan ketergantungan fisik dan psikologis, serta mengalami gejala putus zat sesaat setelah berhenti menggunakan. Gejala ini dapat muncul setelah penggunaan kronis selama minimal 3 mingggu. Gejala ini mencapai puncaknya pada hari ke 4, dan mulai dapat teratasi dalam 2 minggu dihitung dari terakhir kali mengggunakan ganja. karakteristik gejala putus zat ini adalah kegelisahan, penurunan N4FSU makan, mual, mudah marah dan ganggguan tidur (Pope & Yurgelum-Todd, 1996). Secara umum, gejala ini hanya akan membuat pengguna merasa tidak nyaman namun tidak mengancaman kehidupan.

2. Disfungsi kognitif

Chronic Cannabis Syndrom yang lebih dikenal dengan istilah Amotivational Syndrom adalah kerusakan kognitif pada pengguna kronis yang mengakibatkan penurunan kemampuan dalam merencanakan ataupun mendapatkan tujuan hidup; kemudian menyebabkan pengguna ditempatkan pada pekerjaan yang hanya membutuhkan level kognisi rendah.

Penelitian terhadap manusia dan binatang menunjukan bahwa penggunaan ganja pada usia dini berdampak panjang pada kognisi dan meningkatkan kemungkinan kelainan neuropsikis (Schneider, 2008). Wilson et al. (2000) membandingkan pengguna jangka panjang ganja yang mulai mengganja pada usia 17 tahun ke bawah dengan 17 tahun ke atas. Pada pengganja yang mulai di usia 17 tahun ke bawah menunjukan rendahnya persentase otak kecerdasan (neuron dan dendrit, dimana proses berpikir terjadi) dan tingginya persentase sumsum otak (myelinated axons) dibandingkan dengan seluruh volume otak.

3. Penyakit jiwa

Banyak penelitian menunjukan bahwa ada keterkaitan antara penggunaan ganja dengan tingginya resiko psikosis dan beberapa penelitian menemukan keterkaitan antara dosis dengan respon psikosis (Fergusson, Poulton, Smith, & Boden, 2006; Zammit , Allebeck, Andreasson, Lundberg, & Lewis, 2002). setelah dilakukan penelusuran melalui bukti-bukti yang ada, dari sekian banyak hasil penelitian yang dipublikasikan dapat disimpulkan bahwa penggunaan ganja dapat meningkatkan resiko psikosis pada kalangan muda, tapi memiliki efek signifikan pada mereka yang memiliki predisposisi psikosis.

4. Kanker

Penelitian dalam ranah ini manunjukan banyak pertentangan. Sidney, Quesenberry, Friedman, & Tekawa (1997) menemukan bahwa merokok ganja sama sekali tidak berkaitan dengan peningkatan resiko kanker. Sedangkan di tempat yang berbeda, Fligiel (1997), menemukan bahwa secara histologik dan molekuler terjadi perubahan epitelium bronkial yang serupa antara merokok ganja dengan merokok tembakau. Kesimpulan yang dapat ditarik sementara, studi yang ada belum cukup untuk memberikan evaluasi yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa merokok ganja berkaitan dengan resiko kanker.

5. Reproduksi

Satu studi menemukan bahwa penggunaan ganja berkaitan dengan penurunan level testoteron, jumlah sperma, dan motilitas sperma pada pengguna kronis/intensif ganja (Kolodny, Masters, Kolodner, & Toro, 1974). Salah satu akibatnya, sampai saat ini ganja dikenal sebagai zat yang dapat menyebabkan ketidaksuburan pria. Kenyataannya, tidak ada penelitian yang pernah melihat keterkaitan antara pengunaan ganja dan kesuburan pria.

6. Efek pernapasan

Gong, Fligiel, Tashkin, & Barber (1987) menunjukan bahwa merokok 3-4 linting ganja dalam sehari sama dengan merokok 20 linting tembakau dalam sehari dan mengakibatkan batuk, wheeze, dan produksi dahak. Penelitian terbaru gagal menemukan keterkaitan antara pengggunaan ganja jangka panjang dengan FEV1/FVC (forced expiratory volume in the first second setelah mengambil napas panjang), kapasitas difusi, atau hiperaktif pernapasan seperti yang terjadi pada perokok tembakau (Tetrault, Crothers, & Moore, 2007).

————————————————————————————————————————

Untuk Para Pembaca, khususnya penggguna ganja:

Dalam beberapa hal efek jangka panjang ganja masih dalam perdebatan. Ini hanyalah sedikit analisis dari sekian banyak temuan-temuan ilmiah mengenai penggunaan ganja dan kesehatan. Bukti mana yang harus kita percaya? jawabannya ada di diri masing-masing. bukalah mata Anda dan bertanyalah, apa yang selama ini saya dapatkan dari mengganja? Apakah penggunaan saya sudah menimbulkan efek buruk yang selama ini saya sendiri tutup-tutupi? atau malah, efek baik apa yang saya dapatkan dari penggunaan ganja saya selama ini?

Sadarilah hal ini secepatnya, karena hanya kita yang dapat mengetahui persis efek ganja pada tubuh kita sendiri.

Sumber :

Pujazon-Zazik, M., & Park, M. J. (2009). Marijuana: Use Among Young Males and Health Outcomes. American Journal of Men’s Health, 3, 265 – 274.

http://www.legalisasiganja.com