TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Pemberian grasi kepada Schapelle Corby, tahanan kasus narkoba asal
Australia diprediksi justru akan melanggengkan penyelundupan narkotika
dan obat terlarang ke Indonesia.
"Grasi untuk Corby bisa menjadi
preseden. Bukan tidak mungkin, para bandar besar akan menjadikan
Australia sebagai base untuk menyelundupkan narkoba ke Indonesia. Kalau
ada masalah, bukankah pemerintah RI bisa diajak damai dengan lobi-lobi,"
kata Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya
kepada Tribunnews.com, Rabu(23/5/2012).
Tentu saja kata Bambang
pemberian grasi untuk Corby juga aneh. Bayangkan, saat sedang all out
memerangi jaringan narkoba internasional yang terus merangsek ke
Indonesia, tetapi presiden justru memberi grasi kepada 'Ratu Marijuana'
Corby.
"Lalu untuk apa Kemenkumham ngotot menerbitkan rencana
kebijakan pengetatan remisi bagi terpidana korupsi, terpidana narkoba
dan terpidana terorisme? Coba kita lihat, beranikah Wamenkumham Denny
mengecam presiden yang memberi grasi kepada Corby? Kalau dia diam, itu
cerminan standar ganda yang dipraktikkan pemerintahan ini dalam
mengelola sejumlah kasus hukum," jelasnya.
Menurut Bambang, aspek
yang seharusnya menjadi kekhawatiran kita bersama dari kebijakan grasi
untuk Corby adalah hilang atau menurunnya efek jera bagi pelaku
kejahatan narkoba. Bandar besar narkoba akan menilai bahwa selain oknum
aparaturnya gampang disogok, pemerintah RI bisa melunak hanya karena
lobi.
"Bukan cerita baru kalau pemerintahan ini berperilaku aneh
dalam mengelola sejumlah permasalahan di bidang hukum. Selain
mengambangkan kasus Bank Century, anda masih ingat bahwa baru pekan lalu
pemerintahan ini kalah lagi di PTUN, sehingga kasus pergantian
gubernur Jambi definitif harus ditunda. Aneh, kantor presiden sering
kalah di pengadilan," pungkasnya.