Autisme adalah gangguan sindrom perkembangan sistem saraf pusat yang ditemukan
pada sejumlah anak ketika masa kanak-kanak hingga masa-masa sesudahnya.
Sindrom tersebut membuat anak-anak yang menyandangnya tidak mampu
menjalin hubungan sosial secara normal bahkan tidak mampu menjalin
komunikasi dua arah.
Autisme bukanlah gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan
gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan
berbahasa dan kepedulian terhadap sekitarnya sehingga anak autisme
seperti hidup dalam dunianya sndiri. Dengan katalain, autisme adalah
keadaan dimana seorang anak berbuat semaunya sendiri baik cara berfikir
maupun perilaku.
Autis berdasarkan munculnya gangguan dibagi menjadi 2 yaitu:
- Autis yang terjadi sejak bayi, biasanya terdeteksi sejak usia 6 bulan
- Autis Regresif,biasanya untuk anak usia 1,5-2 tahun, ditandai dengan
kemunduran kembali (regresi). Kemampuan yang diperoleh menjadi hilang.
Kontak mata yang tadinya sudah bagus menjadi lenyap. JIka awalnya sudah
bisa mengucapkan beberapa kata, kemampuan bersuaranya jadi hilang.
Autisme ditandai oleh ciri-ciri utama, antara lain :
- Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya
- Tidak bisa bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya.
- Perkembangan Bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan mental pada anak=autistic-children)
- Reaksi / pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan.
Gejala-gejala ini bervariasi beratnya pada setiap kasus tergantung
pada umur, inteligensia, pengaruh pengobatan, dan beberapa kebiasaan
pribadi lainnya.
Kurangnya orientasi lingkungan dan kepedulian terhadap sekitar
disebabkan karena rendahnya daya ingat anak meskipun terhadap kejadian
yang baru.Kebanyakan inteligensia anak autisme rendah, sekitar 20%
mempunyai IQ>70, 60 % mempunyai IQ <50 20="20" 50-70.="50-70." akan="akan" anak="anak" antara="antara" atau="atau" autis="autis" bergaul="bergaul" berhitung="berhitung" berliku-liku.="berliku-liku." bisa="bisa" dengan="dengan" down="down" gerakan="gerakan" idiot="idiot" iq="iq" jalanan="jalanan" jaringan="jaringan" juga="juga" kaku="kaku" kelainan="kelainan" kemampuan="kemampuan" khusus="khusus" kurang="kurang" lagi="lagi" melihat="melihat" membaca="membaca" mempunyai="mempunyai" menggambar="menggambar" mengimbangi="mengimbangi" nya="nya" otak.="otak." ototnya="ototnya" p="p" pada="pada" sampai="sampai" sebayanya="sebayanya" sedang="sedang" seperti="seperti" syndrom="syndrom" tetapi="tetapi" tidak="tidak" yang="yang">50>
Penyebab terjadinya Autisme belum diketahui secara pasti, hanya
diperkirakan mungkin adanya kelainan dari sitem syaraf (neurologi)
dalam berbagai derajat berat ringannya penyakit. Dari konsesus para ahli
mengakui bahwa Autisme diakibatkan terjadinya kelainan fungsi luhur di
daerah otak. Kelainan ini bisa disebabkan berbagai macam trauma seperti:
- Sewaktu bayi dalam kandungan, Misalnya karena keadaan keracunan
kehamilan (toxemia gravidarum), Infeksi virus rubella, virus cytomegalo
dll.
- Kejadian segera setelah lahir (perinatal) seperti kekurangan oksigen (anoksia)
- Keadaan selama kehamilan seperti pembentukan otak kecil, misalnya
vermis otak kecil yang lebih kecil (mikrosepali) atau terjadinya
pengerutan jaringan ortak (tuber sklerosis)
- Mungkin karena kelainan metabolisme seperti pada penyakit Addison, (
karena infeksi tuberkulosa, dimana terjadi bertambahnya pigment tubuh
dan kemunduran mental)
- Mungkin karena kelainan chromosom seperti syndrome chromosoma X yang fragil dan sydrome chromosom XYY.
- dan faktor lainnya yang belum dapat di ketahui.
Sejak Autisme dikenal dan mendapat perhatian dunia, berbagai jenis
penyembuhan dilakukan. Beberapa implementasi penyembuhan tersebut
bukan hanya bersifat psikis tetapi juga fisik, mental, emosional hingga
fisiologis. Terapi penyembuhan yang diterapkan pun dilakukan dengan
berbagai varian teknik diantaranya teknik belajar dan bermain yang dapat
dilakukan secara verbal maupun non verbal.
Yang penting, terapi yang diberikan kepada setiap anak autisme
hendaknya tetap melibatkan peran serta orangtua secara aktif.
Tujuannya
agar setiap orangtua merasa memiliki andil atas kemajuan yang dicapai
oleh anak autisme mereka dalam setiap fase terapi.
Dengan demikian, akan
terbentuk suatu ikatan emosional yang lebih kuat antara orangtua dengan
anak autismenya dan hal ini di harapkan akan mendukung perkembangan
emosional dan mental si anak menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sumber :
- Psikoterapi Anak Autisme Oleh Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma, penerbit Pustaka Populer Obor, Jakarta 2004.
- Autisme: suatu gangguan jiwa pada anak-anak Oleh Faisal Yatim, DTM&H, MPH.penerbit Pustaka Populer Obor, Jakarta 2007.
- Kiat Merawat Gigi Anak Oleh Drg. CHAERITA MAULANI, penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta 2005
PENGOBATAN AUTIS
Menurut Tabib Masrukhi
Terus terang saja , kami kadang menangani pasien autis dan hyperaktif dengan metode cara kami .... beberapa pasien mengalami kemajuan yang cukup baik . contoh anak autisme yang tadinya sekolah di kelas autis, setelah pegobatan meningkat di kelas umum. dan banyak perubahan lainya. tetapi dari semua pasien belum ada yang berhasil kami tangani hingga 100% sembuh totol , inipun orang tua pasien banyak bersyukur. karena itu lah kami tidak mengobati secara online / jarak jauh kecuali rawat jalan meskipun untuk pengobatan pertama.
P : Berapa biaya pengobatan Autis di tempat kami ?
J : Tergantung kondisi pasien dan obat mungkin sekitar 300.000 sd 500.000 rupiah.
Saran kami sebaiknya anda mencoba pengobatan cara kami.
Insya Alloh manfaat
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan komentar atau berbagi pengalaman.
Bila Saudara Menginginkan balasan secapatnya dari kami, komfirmasi ketik KOMENTAR kirim ke 082332222009. Terimaksih