Seorang
diplomat dari Damaskus-Suriah diantar masuk ke jantung tempat suci
Gereja Ortodoks Rusia. Sementara itu, Presiden Vladimir V. Putin
mengunjungi sebuah gereja di Smolensk tahun lalu. Putin meminta dukungan
dari pemimpin agama Kristen Ortodok untuk menopang kepemimpinannya.
Diplomat Suriah
sedang ikut menghadiri pameran yang diselenggarakan Gereja Ortodok,
yang sengaja pameran itu dikhususkan bagi para pemeluk Kristen Ortodok
Suriah. Acara itu berlangsung di sebuah katedral dekat Kremlin.
Mereka
bersimpati terhadap para imam dan para pemimpin Gereja Otodok di
Suriah. Mereka nampaknya memiliki ketakutan dan kecemasan bersama
tentang, “Apa yang akan terjadi, jika presiden Suriah, Bashar al-Assad,
terpaksa jatuh dari kekuasaannya?”, ungkap mereka.
Jelas sekarang
pemerintah Rusia melawan intervensi asing terhadap Suriah, di mana
Suriah menjadi sekutu lama Rusia. Rusia yang waktu itu menjadi
episentrum Komunisme global, dan Suriah salah satu sekutu Soviet.
Sejak
zamannya Hafes al-Assad ayah dari Bashar al-Assad menganut ideologi
Baath (Komunis). Secara agama dinasti al-Assad menganut
Syiah-Nusyairiyah, tetapi secara idoleologi politik menganut Komunisme
(Baath).
Sesudah
Soviet jatuh, hubungan antara Moskow dan Damaskus, masih tetap
berlanjut, karena Rusia tetap mempunyai kepentingan strategis terhadap
Suriah.
Tentu,
yang sangat menarik, dan ini tidak dipahami banyak kalangan, di mana
posisi yang diambil oleh Gereja Ortodoks Rusia, yang takut bahwa
minoritas Kristen, banyak dari mereka Kristen Ortodoks, takut akan
tersapu oleh gelombang fundamentalisme Islam yang disebabkan oleh
revolusi Arab.
Di
Irak, Lebanon, Mesir, dan sejumlah negara Arab lainnya, para penganut
Kristen Ortodok, sekarang ini dalam kegalauan, dan mereka mencari
pelindung, yang dapat menyalamatkan komunitas mereka. Selama in, Gereja
Kristen Ortodok mendukung para penguasa zalim. Walaupun, mereka selalu
meneriakkan sebagai agama kasih. Mereka sangat takut dengan masalah apa
yang disebut dengan : “Fundamentalisme Islam”.
Maka,
sekarang dalam kontek di Suriah, Gereja Kristen Ortodok, mendukung
pemerintahan Bashar al-Assad,walaupun tangan Assad sudah penuh dengan
darah. Tetapi, tentu yang paling penting, kaum Ortodok di Suriah, tetap
bisa aman, dan mereka tidak terganggu. Mereka membiarkan Bashar al-Assad
melakukan pembantaian. Pembantaian yang dilakukan al-Assad itu tidaklah
penting.
Patriarkh
Kirill mengatakan, “Saya masih belum dapat melupakan bagaimana kekerasan
yang dilukan oleh Bolshevik. Gereja masih dianggap najis di negara
kita", ucapnya.
Argumen itu
mendukung sikap pemimpin Kristen Ortodok Suriah, sebagai penduduk
minoritas yang jumlahnya 10 persen. Mereka menolak memberikan dukungan
kepada oposisi Muslim Sunni yang sekarang sedang berperang melawan
Assad. Kalangan Kristen Ortodok, mereka juga sangat takut, mengalami
nasib yang lebih buruk, jika kekuasaan di Suriah jatuh ke tangan Muslim
Sunni.
Gereja
Ortodok nampaknya, juga mendukung kebijakan yang diambil oleh Kremlin,
yang sampai hari ini masih kukuh mendukung Bashar al-Assad. Ini suatu
anomali sikap Gereja yang selalu meneriakkan ajaran kasih. Tetapi,
faktanya mendukung kejahatan negara, yang dipertontonkan secara
telanjang.
Gereja
Kristen Ortodok Rusia,tiga bulan yang lalu, juga mendukung
habis-habisan Vladimir Putin, yang memenangkan pemilihan presidden.
Putin terang-terangan mendapat dukungan Gereja Ortodok, Rusia. Sebagai
imbalannya Vladimir Putin, menggelontorkan puluhan juta dollar , yang
digunakan membangun gereja dan sekolah-sekolah milik Gereja Ortodok.
Sekarang di
Rusia muncul apa yang disebut, "Christianophobia", dan kalangan
terdidik, dan terus melakukan kritik yang sangat keras terhadap Gereja
Ortodok Rusia,yang sudah mulai kecanduan dengan candu politik.
Kekuatan
yang anti Gereja Kristen Ortodok itu, menyatakan, "Mereka membunuh
saudara-saudara kita, mendorong mereka dari rumah mereka, memisahkan
mereka dari orang-orang dekat mereka, dan menghancurkan tentang hak
untuk mengakui keyakinan agama mereka", ujarnya.
Presiden
Putin dan pemimpin Kriten Ortodok Rusia, menyatakan berjanji akan
melindungi minoritas Kristen Ortodok di Timur Tengah. "Kami akan
melindungi Gereja Ortodok di Suriah”, ujar Putin. "Tidak ada keraguan
sama sekali", tambahnya.
Permintaan itu
adalah menjerumuskan Gereja jauh ke dalam pergualatan politik.Karena
minoritas Kristen telah bekerjasama dengan beberapa pemerintah yang
telah menghadapi pemberontakan rakyatnya. Laporan tentang jumlah
"Christianophobia", semakin meningkat.
Mereka
menolak rencana intervensi Barat. Terutama para pemimpin Gereja
Ortodok dari di Mesir dan Irak. Karena sejak jatuhnya Saddam Husien
Kristen Ortodok telah kehilangan dua pertiga dari 1,5 juta pengikut
Kristen.[af/www.globalmuslim.web.id]
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan komentar atau berbagi pengalaman.
Bila Saudara Menginginkan balasan secapatnya dari kami, komfirmasi ketik KOMENTAR kirim ke 082332222009. Terimaksih