
Penelitian Johns Hopkins University terbaru menunjukkan nyaris 50% penderita HIV akhirnya mengalami kerusakan saraf dan otak. Termasuk di antaranya menyebabkan ketidakmampuan menyetir, bekerja, atau melakukan kegiatan sehari-hari. Dulu semua perubahan itu dituduhkan pada penyakit HIV, namun penelitian membuktikan obat itulah yang mendorong kerusakan otak.
Sayangnya meski sudah berhasil menemukan penyebab kerusakan otak pada pasien HIV, para peneliti belum menemuan obat untuk mengatasi persoalan itu. "Menemukan dan menyatakan suatu masalah adalah satu hal, namun menemukan penyelesaiannya adalah perkara lain," kata Norman J. Haughey, salah seorang peneliti.(sciencedaily/ICH)