Thursday, 12 January 2012 11:20 |
Jumlah Kasus Menurun, Favorit di Kos
JOGJA - Penyalahgunaan narkotika, khususnya jenis ganja, di Jogjakarta dinilai masih memprihatinkan. Dari rekap tersangka yang ditangkap polisi, sebagian besar pengguna berlatar belakang mahasiswa.
Kasus terbaru yakni tertangkapnya Amaluddin alias Uun, 26, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jogjakarta, awal 2012. Dia kini mendekam di balik jeruji besi. Dia ditahan karena menggunakan dan menyimpan ganja seberat 47,5 gram. "Saya beli ganja itu seharga Rp 550 ribu per paket. Sebagian sudah saya gunakan," katanya kemarin (11/1). Uun ditangkap setelah terlibat transaksi ganja dengan seorang Bandar. Sebelumnya, bandar itu berhasil ditangkap polisi. Dari informasi yang dilontarkan sang bandar, para pembeli ganja yang menjadi pelanggannya juga ditangkap. Data Satresnarkoba Polresta Jogja menyebutkan, pada 2011 total tersangka yang ditangkap sebanyak 66 orang dari 58 kasus. Dari jumlah itu, 20 orang tercatat sebagai mahasiswa, 18 orang berprofesi swasta, dan 14 wiraswastan. "Dari jumlah itu diketahui sebagian besar yang menyalahgunakan narkoba adalah mahasiswa. Total barang bukti lebih kurang 1.404,66 gram," kata Kasat Narkoba Polresta Jogja Kompol Andreas Deddy Wijaya. Mayoritas pengguna narkoba dari kalangan mahasiswa juga tercatat pada 2010. Dari 93 orang yang tertangkap, 30 di antaranya adalah mahasiswa. Jika dibandingkan 2010, jumlah kasus narkoba pada 2011 menurun. Ini karena pada 2010 polresta berhasil mengungkap 85 kasus dengan tersangka 93 orang. Barang bukti yang berhasil diamankan yakni shabu seberat sekitar 14,5 gram, putaw 0,5 gram, dan ganja 7,957 kg. Kanit I Satnarkoba Polresta Jogja AKP Iman Heri menambahkan, mahasiswa yang tertangkap sebagian besar berasal dari daerah luar Jawa. Mereka sudah membawa kebiasaan lama dari tempat asal kemudian dilanjutkan saat belajar di Jogja. Menurut dia, beberapa titik rawan yang kerap dijadikan mahasiswa sebagai tempat mengonsumsi ganja yaitu di kos-kosan dan sebagian asrama daerah. "Beberapa kasus yang terungkap, penangkapan dilakukan di asrama. Sebab, asrama minim pengawasan," terang dia. (san/amd) |