Jakarta, HIV AIDS (Human Immunodeficiency Virus /Acquired
Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakityang belum bisa disembuhkan
dan belum ada obatnya. Penularannya terjadi dari cairan ditubuh maka itu
penting untuk mengetahui cara-cara penularan HIV AIDS.
Setelah dinyatakan positif terkena HIV biasanya ada masa 5-10 tahun
virus ini benar-benar bisa ‘melumpuhkan’ penderitanya. AIDS timbul
sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV di dalam tubuh manusia. Meski
kini dengan terapi ARV (Antiretroviral) penderita HIV AIDS bisa berumur
panjang bersama penyakitnya.
Setelah virus memasuki tubuh, maka virus akan berkembang dengan
cepat. Virus ini akan menyerang limfosit CD4 (sel T) dan menghancurkan
sel-sel darah putih sehingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Orang
dengan HIV akan memiliki jumlah sel darah putih yang kecil.
Pada tahap awal terkena infeksi, virus ini biasanya tidak menunjukkan
tanda-tanda atau gejala apapun. Gejalanya baru akan muncul setelah dua
sampai empat minggu.
Gejala awal HIV adalah mengalami sakit kepala yang berat, demam,
kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher,
ketiak atau pangkal paha.
Seperti dikutip dari situs WHO, Senin (6/12/2010) ketika seseorang
terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan flu atau
infeksi virus sedang.
Pada stadium lanjut gejala HIV memperlihatkan kehilangan berat badan
dengan cepat tanpa adanya alasan, batuk kering, demam berulang atau
berkeringat saat malam hari, kelelahan, diare yang lebih dari seminggu,
kehilangan memori, depresi dan juga gangguan saraf lainnya.
Karena ganasnya penyakit ini, sebaiknya ingat-ingat terus cara
penularan HIV AIDS. Intinya penularannya terjadi dari cairan ditubuh.
Virus HIV berada dalam cairan tubuh manusia.
Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan
sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak
menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan
lain-lain. Jadi penularan melalui ciuman tidak terjadi.
- Hubungan seks, terutama melalui anus (anal)
Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan
dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada
pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta ganti pasangan seks
tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Lakukan hubungan seks
yang aman.
- PENGGUNAAN BERSAMA JARUM SUNTIK YANG TERKONTAMINASI OLEH PEMAKAI NARKOBA ATAU PERAWATAN KESEHATAN
Jarum suntik yang sudah dipakai bisa mengandung cairan dari pemakainya.
Kebiasaan seperti ini yang banyak digunakan pemadat. Padahal jarum
suntik hanya sekali pakai.
- Transfusi darah
Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank
darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan
pasien melalui skrining yang ketat.
- Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui
Ibu hamil yang punya penyakit HIV berisiko tinggi menularkan ke bayinya saat masa hamil, bersalin dan menyusui.Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi
melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi
ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI.Kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya pada masa kehamilan adalah
15-20 persen. Sedangkan pada saat kelahiran 10-15 persen, dan pada saat
menyusui adalah 15-20 persen.Untuk mengurangi ancaman anak yang dilahirkan tertular HIV dari ibu
hamil, menurut dr Utami semua ibu hamil HIV harus diberi obat ARV
(Antiretroviral). Pemberian ARV ini dapat menurunkan secara drastis
kemungkinan bayi tertular HIV pada masa kehamilan.
- Terjadinya luka akibat pemakaian benda yang bersamaan seperti
silet, pisau cukur juga bisa menularkan HIV. Jadi hindari penggunaan
barang-barang seperti itu bergantian, lebih baik punya sendiri, kecuali
benda-benda itu sudah disterilkan.
(sumber detikhealth.com)