Setelah tahu penyebab kegagalan dalam sebuah perkawinan dengan model poligami, maka tentu saja ada sebagian yang SUKSES dalam berpoligami.
Apa saja kita tersebut? Masih dari kitab yang sama, yakni Istriku Menikahkanku karya As-Sayid bin Abdul Aziz As-Sa'dani, Darul Falah, cet. Agustus 2004, saya kutipkan penjelasannya.
Mudah-mudahan bermanfaat!
- Tidak mencoloknya perbedaan usia diantara laki-laki dan wanita.
- Adil terhadap istri-istri dan muamalat yang baik.
- Kemampuan materi dan fisik (kesehatan) pada suami.
- Kecocokan kecenderungan , prinsip, dan tingkat social.
- Perbedaan waktu yang tidak terlalu jauh antara pernikahan yang satu dengan berikutnya sehingga anak-anak tumbuh saling berdekatan jarak usianya sehingga kecemburuan dan kedengkian di antara mereka telah mencair. Berbeda dengan pernikahan dalam jarak waktu yang sangat lama dari sebelumnya, yaitu problema-probelam yang timbul diantara anak-anak yang besar dan yang kecil.
- Memilih wanita yang baik agamanya. Hal ini mengamalkan sabwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam, “Pilihlah wanita yang memiliki agama (yang baik).”
- Wanita (istri) berteman dengan wanita-wanita yang tulus dan shalihah.
- Istri yang pertama menerima prinsip ta’addud.
- Memiliki ilmu dalam hukum-hukum ta’addud dalam Islam.
- Kekuatan kepribadian suami diantara istri-istri.
- Tegas dalam perilaku diantara anak-anak dari setiap istri dan berusaha untuk menjalin ikatan diantara mereka serta menumbuhkan rasa saling mencintai diantara mereka.