Pada tahun 2007 saya pernah menjalani operasi besar pengangkatan
kantung empedu (karena adanya batu empedu yang menyumbat). Sehingga
sekarang saya tidak mempunyai kantung empedu.
Apa
efeknya dan berbahayakah jika seseorang sudah tidak mempunyai kantung
empedu? Bagaimana cara mengatasi agar tetap bisa hidup sehat tanpa
adanya organ kantung empedu? Demikian konsultasi yang saya ajukan sekian
dan terimakasih.
Ahmad B (Pria Menikah, 30 tahun), baroXXXX@nipindo.co.id
Tinggi Badan 168 cm dan Berat Badan 73 kg
Jawaban
Ketiadaan
kantong empedu (pasca kolesistektomi) bukan merupakan bencana yang
harus ditakutkan, kantong empedu milik bapak jelas sudah tidak normal
lagi karena sudah ada batu dan membuat sumbatan dan bila dibiarkan akan
menimbulkan infeksi saluran empedu yang bisa berlanjut dan meluas
menjadi infeksi pada liver (hepatitis atau terbentuknya abses
hati/liver), peradangan pada pankreas (pankreatitis) yang akibatnya bisa
lebih parah lagi dan sangat serius.
Akibat pengangkatan kantong
empedu biasanya bersifat jangka pendek, yaitu selama usus belum terbiasa
dengan cairan empedu pasca kolesistektomi yang lebih encer sehingga
rasa tidak enak, kembung, mual atau diare akan muncul manakala bapak
mengonsumsi makanan berminyak atau mengandung lemak. Namun, semuanya
akan berakhir setelah masa adaptasi itu berakhir yang lamanya tidak sama
satu dengan lainnya.
Karenanya, kelak bapak masih tetap boleh
mengonsumsi makanan yang mengandung lemak atau goreng-gorengan, namun
rasa tidak enak muncul, sebaiknya berhenti dulu. Setelah itu bapak akan
terbiasa lagi dan konsumsi makanan sama seperti sebelum operasi namun
tetap jangan terlalu berlebihan.
Hal lain yang harus diwaspadai
adalah kemungkinan terjadinya maag karena tumpahan asam lambung yang
encer pada fase-fase awal pasca kolesistektomi dan keluhannya bisa saja
dirasakan di kemudian hari.
Pengalaman sehari-hari, pasca
pengangkatan kantong empedu, ada yang memberikan obat yang berperan
sebagai untuk proteksi permukaan mukosa lambung dari cairan lambung yang
sering tumpah, obat ini dikenal sebagai media surfaktan jenis
sukralfat.
Pemberian obat ini terutama bila mau tidur dan setelah
bangun tidur, hal ini bisa dimengerti karena pada saat tidur, duodenum
dan lambung lebih sejajar sehingga cairan empedu lebih mudah tumpah
kedalam lambung.
Untuk itu, coba saja Anda meminta jenis obat
tersebut yang saat ini banyak jenisnya, kalau keluhan tetap ada,
sebaiknya Anda konsultasi dengan dokter penyakit dalam yang mendalami
gastroenterologi dan sangat mungkin perlu dilakukan pemeriksaan
endoskopi (gastroduodenoskopi).
Dr. Pria Agustus Yadi, Sp.B-KBD
Dokter Spesialis Bedah Digestif.