Bian Que lahir pada
zaman Zhan Guo (476 SM-221 SM, negara-negara bagian saling berperang
hingga pada 221 SM Dinasti Qin menyatukan seluruh Tiongkok), kira-kira
2.500 tahun lalu. Nama aslinya adalah Qin Yueren. Karena teknik
pengobatannya sangat tinggi, maka pada waktu itu masyarakat memanggilnya
dengan Bian Que, mengacu pada nama seorang tabib terkenal pada zaman
Kaisar Kuning (Kaisar Kuning/Huang Di memerintah pada 2700 SM–2600 SM
yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Tionghoa).
Menurut
catatan kitab Shi Ji (Catatan Sejarah) karangan Sima Qian, Bian Que pada
awalnya bukan belajar ilmu pengobatan. Dia adalah seorang kepala
tata-usaha sebuah penginapan, yang menangani berbagai pekerjaan, di masa
kini disebut dengan istilah General Affair. Ada seorang bernama Zhang
Sangjun yang sering menginap di sana. Jika dihitung dari awal, kira-kira
telah lebih dari 10 tahun lamanya.
Pada suatu hari Bian Que
dipanggil oleh Zhang, yang kemudian mewariskan sebuah teknik rahasia
kepadanya, namun dengan syarat tidak boleh membocorkan pada orang lain.
Bian menyetujuinya. Lantas Zhang mengeluarkan sebungkus jamu dan meminta
Bian mencampurkan air embun pagi yang masih belum tersentuh bumi untuk
diminum. Bersamaan itu, memberi buku ilmu pengobatan sambil mengatakan,
30 hari kemudian akan terjadi hal yang menakjubkan.
Berdasarkan
penuturan dari kitab Catatan Sejarah, selesai berbicara tiba-tiba Zhang
Sangjun menghilang yang kemudian ditengarai Zhang bukanlah seorang
manusia biasa! Bian Que kemudian menuruti perkataan Zhang meminum jamu
itu. Setelah 30 hari kemudian ia memiliki kemampuan dapat memandang
menembus tembok. Dia mampu melihat orang yang berada di belakang tembok,
maka Bian menggunakan kemampuan tembus pandang tersebut meneropong
tubuh manusia untuk menyembuhkan pasien.
Dalam sebuah buku fabel
(cerita perumpamaan) Liezi Tangwenpian (Buku karangan Lie Yukou 476
SM–221 SM. Salah satu bagian dari 8 bagian buku Liezi. Liezi merupakan
salah satu dari 4 kitab pokok Taoisme) pernah mencatat kisah Bian Que
yang melakukan operasi penggantian jantung. Bagi manusia zaman sekarang,
kisah tersebut terdengar sulit dinalar. Bagaimana mungkin pada 2.500
tahun silam dilakukan operasi penggantian jantung. Lagipula operasi
dilakukan pada 2 orang yang masih hidup dengan saling menukar jantung?
Tabib
sakti Bian Que melakukan operasi saling menukar jantung terhadap dua
orang bernama Gonghu dan Qiying (disebut operasi penukaran jantung).
Mereka berdua diberi minuman arak pembius dan tertidur selama 3 hari.
Kemudian Bian Que membedah rongga dadanya, mengambil jantungnya, dan
menukarnya satu sama lain. Lantas keduanya diberi ramuan ajaib dan
setelah terbangun, hasilnya sempurna seperti kondisi semula, maka mereka
berdua pamit pulang.
Namun ada sedikit hal yang ganjil, setelah
mereka berdua berhasil menjalani operasi penukaran jantung, keduanya
sama-sama pulang ke rumah yang salah. Gonghu pulang ke rumah Qiying,
sedangkan Qiying pulang ke rumah Gonghu. Ini menimbulkan pertikaian
antara dua keluarga hingga dilaporkan ke pengadilan. Setelah dijelaskan
duduk perkaranya oleh Bian Que, barulah perkara tersebut diselesaikan
dengan damai.
"Tabib Ajaib" Hua Tuo
Hua
Tuo adalah seorang penduduk pada akhir zaman Dinasti Han Timur (tahun
25–220 M), kira-kira 1.800 tahun yang lalu. Baik di dalam buku sejarah
resmi Catatan Sejarah 3 Negara atau Samkok maupun Buku Sejarah Dinasti
Han Akhir, memuat catatan tentang kisah ajaib Hua Tuo melakukan operasi
pembedahan perut. Sama halnya dengan Bian Que, Hua Tuo juga memiliki
kemampuan meneropong tubuh manusia.
Suatu kali Hua Tuo memeriksa
seorang pasien yang terlihat menderita tumor di dalam perutnya. Untuk
membiusnya, Hua Tuo memberinya jamu Mafeisan. Setelah pasien tidak
sadarkan diri, dia membedah perutnya, mengeluarkan ususnya, dan
mengambil tumornya. Setelah itu, dia menjahit kembali perutnya dan
mengolesinya dengan krim ajaib. Karena tercatat dalam kitab sejarah kuno
resmi, pastinya dia memiliki kredibilitas yang sangat tinggi.
Banyak
sekali prestasi Hua Tuo tercatat dalam Novel Sejarah Tiga Negara.
Misalnya ketika Hua Tuo mengobati luka tulang Jenderal Kwankong. Atau
kisah perdana menteri Kerajaan Wei bernama Cao Cao (tahun 155–220 M)
yang sering menderita sakit kepala. Ia memanggil Hua Tuo untuk
mengobatinya. Dalam penglihatan Hua Tuo, di dalam otak Cao Cao terdapat
sebuah tumor.
Ia siap menolongnya dengan melakukan operasi membuka batok
kepalanya untuk mengambil tumor tersebut, namun Cao Cao mencurigai Hua
Tuo berniat membunuhnya. Maka Cao Cao menjebloskannya ke dalam penjara.
Ketika penyakit Cao Cao kambuh dan semakin parah, ia teringat Hua Tuo
kembali, namun Hua telah meninggal dunia di dalam penjara, Akhirnya Cao
Cao benar-benar meninggal karena penyakit tumor tersebut.
Dalam
legenda, Hua Tuo dilukiskan senang berkelana ke gunung-gunung tersohor
serta menjelajahi gua-gua tersembunyi (yang sering digunakan oleh kaum
pertapa, red). Pernah suatu kali ketika menjelajahi Gunung Gongyi ia
bertemu seorang yang misterius dan mewariskannya teknik-teknik rahasia.
Catatan
Sejarah Tiga Negara mencatat Hua Tuo memandang hambar nama dan
kekayaan, sangat menguasai teknik pemeliharaan kesehatan, walaupun
usianya telah melebihi seratus tahun, namun wajahnya terlihat muda.
Sumber : (Wang Yuanfu / The Epoch Times / tys)