Selamat Datang di www.terapinarkoba.com

Kami berpengalaman menangani KECANDUAN NARKOBA dengan metode MULTI TERAPI Insya Allah kecanduan narkoba dapat di pulihkan dalam waktu relatif singkat, hanya 2 bulan, bukan 6 tahun.
Sudah banyak pasien yang kami tolong, baik dari jawa maupun luar jawa / luar kota

SAKAW dll cepat di pulihkan.

Prosedur Pemulihan kecanduan narkoba bisa RAWAT JALAN dan TERAPI JARAK JAUH pasien tidak harus datang, bisa tetap sekolah, kuliah atau bekerja

SUDAH REHAB TAPI ANDA MASIH KECANDUAN JANGAN RAGU HUBUNGI KAMI


TABIB MASRUKHI,MPA

Telp : 0823 3222 2009


GARANSI >>> klik disini

Catatan : Pecandu Narkoba sangat tergantung dengan peran serta orang tua / keluarga. Karena itu segera lah berobat sebelum semuanya terlambat, kematian atau cacat seumur hidup.

yang perlu di lakukan orang tua terhadap seorang anak pecandu Narkoba ?
1. Bila pecandu ingin Lepas dari ketergantungan narkoba maka segera di obati
2. Bila pecandu belum ada keinginan Lepas dari ketergantungan narkoba maka tetaplah motivasi untuk segera diobati atau setidaknya minum obat ramuan kami dengan harapan pasien merasakan manfaat nya selanjutnya ada kesadaran untuk di pulihkan secara tuntas.

Demikian semoga bermanfaat

HIV AIDS Bisakah Obat Herbal Sembuhkan HIV/AIDS ? Tolak Ukur Sembuh

Labels:

3 Desember 2014 0:25 WIB  
Ada pernyataan menarik dari Budhy Harnanto SH (Surat Pembaca SM 29 Nop 2014, hal 7) ’’Jamu Herbal untuk Obat HIV’’ bahwa temannya bisa sembuh dari HIV/AIDS berkat mengkonsumsi obat herbal selama 3 bulan.

Berat badan meningkat 15 kg, kulitnya kembali berwarna cerah, tidak tampak kalau baru saja sakit berat, penampilan menjadi lebih menarik (yang sebelumnya tampak mengerikan: kurus kering, agak kehitaman, dan hanya bisa berbaring di tempat tidur). Hasil tes laboratorium menunjukkan peningkatan angka CD4 menjadi 381 sel/ml dan tes viral load dinyatakan virus tidak terdeteksi (sebelumnya reaktif).

Yang menarik dari pernyataan tersebut adalah istilah telah ’’sembuh’’ dari HIV/AIDS. Istilah sembuh diartikan sebagai bebas dari gejala penyakit. Ada beberapa istilah ’’sembuh’’di dunia medis, antara lain: sembuh sempurna artinya hilang gejala dan penyebab penyakit. Misalnya: penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi, setelah pengobatan dan menghindari penyebab alergi maka akan sembuh sempurna.

Sembuh sebagian dengan gejala sisa atau sembuh tapi tidak sempurna, seperti penyakit stroke, luka bakar, diabetes mellitus. Pada kasus penyakit AIDS (kumpulan gejala akibat penurunan daya tahan tubuh oleh virus HIV) bisa sembuh tapi tidak sempurna. 

Kumpulan gejala yang timbul akibat AIDS bisa dihilangkan (demam lama, batuk lama, diare lama, berat badan turun, kelainan kulit yang menghitam atau herpes kulit) akan tetapi virus HIV tetap ada di dalam tubuh, tidak bisa dihilangkan semua, namun jumlahnya dapat ditekan minimal. 

Walaupun hasil tes viral load (perbanyakan virus di darah) menunjukkan angka tidak terdeteksi, namun sesungguhnya virus HIV tetap ada di tubuh, namun bersemayam di limfonodi usus halus dan usus besar.

Di Amerika ada seorang bayi HIV positif dilahirkan dari ibu HIV positif bertahan hidup dengan pengobatan Antiretroviral (obat penekan virus HIV, yang selama ini dibagikan kepada ODHA) selama 25 tahun. Berhasil menikah dan punya anak satu dengan HIV negatif (anaknya tidak tertular), tapi setelah diperiksa antibodi HIV (tes untuk mengetahui status HIV) hasilnya tetap positif (reaktif). Di RSPN Cipto Mangunkusumo ada seorang mahasiswa (18 tahun) yang dulu lahir sebagai bayi HIV positif dan masih mengkonsumsi obat Antiretroviral sampai sekarang.

Hasil tes antibodi HIV ulangan tetap positif. Di RSUP Dr Kariadi kami sudah memberikan obat antiretroviral (obat ARV) selama 12 tahun dan mereka yang tetap setia mengkonsumsi obat tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan antibodi HIV juga tetap positif. Artinya, HIV/AIDS secara klinis terlihat ’’sembuh’’ karena penampilan klinisnya baik, tidak ada gejala infeksi oportunistik (infeksi yang sering menyerang pada kekebalan tubuh yang turun), berat badan kembali normal, bahkan banyak yang kegemukan (padahal awal pengobatan kurus kering), kekebalan tubuh CD4 meningkat, dan tes viral load HIV menjadi tidak terdeteksi. Obat Herbal Keberhasilan pengobatan pada pasien HIV/AIDS (ODHA) dimonitor dengan mengevaluasi tiga hal, secara klinis, immunologis, dan virologis. Secara klinis dimonitor berat badan, keluhan efek samping pengobatan, kemunculan penyakit infeksi oportunistik.

Secara immunologis dievaluasi kadar CD4 (parameter daya tahan tubuh) yang diperiksa rutin setiap 6 – 12 bulan sekali. Umumnya kadar CD4 akan meningkat secara bertahap yang menandakan kekebalan tubuh membaik karena berkurangnya serangan virus HIV. 

Secara virologis, idealnya diperiksa Viral Load HIV (perbanyakan virus HIV) setiap tahun untuk melihat seberapa banyak virus HIV melakukan replikasi (beranak pinak) di dalam tubuh pasien. Angka yang dihasilkan adalah sekian copi/ml darah. Diharapkan hasilnya tidak terdeteksi. Artinya virus tetap ada di dalam tubuh pasien, tapi bersembunyi di jaringan limfe usus, dan tetap melakukan perbanyakan diri namun minimal akibat ditekan oleh obat antiretroviral (ARV). 

Di RSUP Kariadi sudah ada alat untuk memeriksa Viral Load HIV. Pasien HIV/AIDS dinyatakan mengalami keberhasilan terapi apabila mengalami perbaikan klinis, imunologis dan virologis. 

Mengapa mereka berhasil mengalami perbaikan?

Karena mendapatkan pengobatan yang menyeluruh (komprehensif). Mulai dari dukungan keluarga yang baik, mengkonsumsi obat antiretroviral secara teratur, menjaga masukan gizi empat sehat lima sempurna, berkurangnya stigma dan diskriminasi, mempertahankan pola hidup sehat (meninggalkan kebiasaan tidak baik: tidak minum alkohol, perilaku seks yang sehat, menghindari rokok), sebagian mengkonsumsi obat herbal. 

Obat herbal yang beredar sekarang ini: buah merah dari papua, selenium, meniran (phyllanthus niruri L), kapsul kulit manggis, botrowali (Trinosphora crispa L NIERS), ramuan bahan tumbuhan asli Indonesia, hanya membantu memperbaiki secara imunologis (membantu meningkatkan kadar CD4), tapi tidak mempengaruhi pengurangan virus HIV. Banyak penelitian yang mengklaim bahwa dengan diberikan obat herbal akan meningkatkan kadar CD4.
Padahal perubahan kadar CD4 dipengaruhi banyak hal: kelelahan, kurang istirahat, kurang tidur, stress baik fisik (olahraga yang terlalu berat) maupun psikis, depresi, kehamilan, penyakit hipertensi, stroke, DM, TB Paru, dan infeksi berat Sepsis. 

Keberhasilan pengobatan HIV/AIDS tidak dapat diklaim sebagai keberhasilan pemberian obat herbal semata, sebab obat ini merupakan SUPLEMEN (tambahan terapi, bukan terapi utama) dalam pengobatan HIV/AIDS. Pengobatan penyakit infeksi termasuk HIV/AIDS harus meliputi host (orangnya), environtment (lingkungan) dan agent (penyebab penyakit, dalam hal ini virus HIV). Obat herbal hanya ditujukan untuk host/orangnya, sebab meningkatkan daya tahan tubuh.

Belum menyentuh ke agent (virus HIV) dan lingkungan (stigma dan diskriminasi, dukungan keluarga dan lain lain. Adapun pengobatan yang utama pasien HIV/AIDS adalah: minum obat antiretroviral (ARV) secara teratur setiap hari untuk menekan perbanyakan virus HIV, makanan yang bergizi empat sehat lima sempurna guna meningkatkan daya tahan tubuh, dukungan mental dari keluarga, serta mendekatkan diri kepada Allah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku hidup sehat. 

Sudah ada beberapa pasien HIV/AIDS yang mencoba meninggalkan obat Antiretroviral (ARV) yang selama ini dikonsumsi dengan beralih ke obat herbal saja.Ternyata dalam waktu satu atau dua tahun jumlah virus di dalam darah, yang semula tidak terdeteksi menjadi terdeteksi dan timbul infeksi oportunistik (infeksi ikutan), yang menyebabkan dirawat di rumah sakit lagi. Pada akhirnya meninggal dunia akibat serangan infeksi oportunistik yang tidak terkendali dan penurunan daya tahan tubuh akibat jumlah virus HIV yang meningkat lagi. Jadi, ada baiknya secara bijaksana menempatkan posisi obat herbal dalam pengobatan HIV/AIDS sebagai obat suplemen, bukan obat yang utama yang dapat ”menyembuhkan” penyakit HIV/AIDS. (11)

–– DR dr Muchlis AU Sofro, SpPD,KPTI, FINASIM, Pokja CST (Care Support Treatment) KPA Provinsi Jawa Tengah.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan komentar atau berbagi pengalaman.
Bila Saudara Menginginkan balasan secapatnya dari kami, komfirmasi ketik KOMENTAR kirim ke 082332222009. Terimaksih