Tulisan ini adalah sebuah TEORI, dalam kenyataannya mungkin jauh
lebih sulit dalam mengatasi anak hiperaktif. Orang sering berkata bahwa
'baca teori itu mudah, pada kenyataannya jauh lebih sulit'. Untuk itu,
apabila Anda mempunyai anak yang hiperaktif, alangkah lebih baiknya bila
Anda bergabung dengan para orang tua yang mempunyai kasus yang sama,
mungkin lewat forum, dll. Dengan demikian Anda akan mendapatkan masukan
yang lebih banyak, bisa bertukar pikiran dengan leluasa karena sama-sama
menghadapi anak yang hiperaktif dalam kesehariannya. Masukan tentu akan
berbeda jika diberikan oleh orang yang tidak mempunyai anak hiperaktif.
Narti bukan berarti mengucilkan Anda yang punya anak hiperaktif loh
ya... Atau Anda mungkin mau sharing pengalaman Anda selama menghadapi
anak yang hiperaktif kepada para pembaca? silakan tulis di kolom
komentar yah...pakai nama samaran juga boleh koq :)
Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia 7 tahun ke
bawah, dan tentunya untuk mengatasi anak hiperaktif ini membutuhkan
kesabaran yang besar serta perhatian, khususnya dari orang tua anak yang
bersangkutan.
Ada banyak cara mendidik anak hiperaktif. Misalnya saja dengan
menerapkan disiplin anak tanpa harus menghukumnya secara berlebihan.
Disiplin anak ini bisa dimulai dengan mengadakan perjanjian-perjanjian
kecil antara orang tua dan anak, supaya anak hiperaktif lebih mengerti
apa yang baik dan benar dengan cara yang tidak menyinggung mereka.
Anak hiperaktif pada umumnya memiliki kecerdasan yang mengagumkan, namun
hal ini sering tidak disadari oleh para orang tua karena kekhawatiran
mereka. Jadi kecerdasan anak juga harus diperhatikan, dan lebih baik
diarahkan ke hal-hal yang positif seperti hobi dan kegemarannya sehingga
anak hiperaktif bisa menyalurkan keaktifan dan tenaga mereka pada hal
yang tepat.
Yang terpenting harus dilakukan orang tua adalah tetap menjaga
komunikasi dengan si anak dan memberikan kasih sayang lebih serta
perhatian akan segala tingkah lakunya.
Selain itu, faktor makanan ternyata berpengaruh terhadap perilaku anak
hiperaktif. Anak-anak umumnya menyukai makanan ringan dan manis.
Makanan-makanan tersebut biasanya mengandung zat penambah rasa, pewarna,
dan pemanis buatan yang bisa mendorong aktifnya hormon yang
menyebabkan kegelisahan pada anak.
Khusus bagi anak hiperaktif, sebaiknya jauhkan dari makanan-makanan yang
mengandung zat-zat tersebut. Akan sangat membantu jika konsumsi anak
hiperaktif lebih ditujukan pada makanan yang mengandung kalsium dan
magnesium seperti sayuran dan kacang-kacangan karena terbukti
makanan-makanan tersebut bisa membuat anak lebih tenang.
Jika Anda adalah orang tua yang mengalami permasalahan ini, janganlah
terlalu cemas dan panik. Akan lebih baik jika anda berkonsultasi pada
dokter dan menerapkan beberapa cara di atas.
Memiliki anak yang aktif dan ceria, orangtua mana pun pasti bahagia.
Tapi jika anak terlampau aktif dan tak bisa diam, pasti Bunda kewalahan
juga. Misalnya, ketika waktunya makan, ia malah sibuk lari-larian ke
sekeliling penjuru rumah. Ketika bermain pun tak jarang ia mengalami
kecelakaan kecil seperti tersandung atau terantuk sesuatu hingga memar.
Namun, Bunda juga jangan lekas-lekas mengecapnya bandel. Karena itu,
Bunda perlu mengetahui langkah-langkah dasar dalam menghadapi anak
hiperaktif.
Berikut ini langkah-langkah dasar untuk menghadapi anak hiperaktif:
1. Atur pemberian makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sulingan
berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung,
agar tidak berlebih.
Hindari juga penyedap rasa serta pemanis dan pewarna buatan. Asupan yang
tepat untuk membantu Bunda menghadapi anak hiperaktif adalah makanan
yang mengandung kalsium dan magnesium (seperti sayur-mayur,
kacang-kacangan, dan biji-bijian). Selain itu, karena pergerakan anak
hiperaktif sangat dinamis, metabolisme tubuhnya pun relatif cepat
sehingga ia butuh asupan lebih sering daripada anak yang lain.
2. Menghadapi anak hiperaktif juga membutuhkan banyak kesabaran.
Menerapkan kedisiplinan itu penting, tapi usahakan untuk tidak
berlebihan dan otoriter. Terutama untuk anak hiperaktif, tekanan dan
omelan hanya akan membuatnya semakin berontak. Jadi, dalam keadaan
sejengkel apa pun, Bunda sebaiknya berusaha menenangkan diri dan menegur
si kecil dengan cara yang lebih persuasif seperti bujukan yang halus
dan memberikan penjelasan.
3. Pada beberapa kasus, menghadapi anak hiperaktif mungkin memerlukan
pemberian obat sesuai dengan petunjuk dokter. Misalnya, penggunaan
antidepresan seperti ritalin, dexedrine, desoxyn, adderal, cylert,
buspar, dan clonidine. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari penggunaan
obat-obatan seperti itu. Jika Bunda sudah merasa bahwa hiperaktif si
kecil sudah mustahil untuk ditangani sendiri, bawa ia bertemu psikolog anak untuk menjalani terapi cognitive behavior untuk menumbuhkan self control dalam dirinya.
4. Anak hiperaktif biasanya memiliki energi berlebih. Jadi, ada baiknya
jika Bunda menemani si kecil menjalani aktivitas fisik seperti bermain
di lapangan untuk menyalurkan energi tersebut. Ketika ia merasa lelah,
Bunda juga bisa menemaninya dengan membacakannya cerita ringan sambil
bersantai di rumah untuk melatih kemampuannya berkonsentrasi. Karena,
pada dasarnya anak hiperaktif memiliki potensi intelegensi yang luar
biasa ketika ia mampu berkonsentrasi.
Bagi Anda yang tidak ingin menggunakan obat-obatan atau suplemen, berikut ini ada cara alami baik fisik maupun psikologis untuk menangani energi berlebih dan menenangkan anak hiperaktif:
1. Bantu anak hiperaktif mengatur napasnya ketika anak ingin menenangkan diri, terutama jika anak merasa marah atau frustasi.
Suruh anak untuk mengambil napas dalam-dalam, hirup napas dari hidung dan buang melalui mulut secara perlahan.
2. Hilangkan stres pada anak hiperaktif dengan membiarkan anak mandi busa atau mandi air garam hangat.
Tambahkan satu atau dua mainan sederhana ke dalam bak mandi, tapi hindari memberi anak terlalu banyak mainan.
3. Beri stimulasi fisik pada anak hiperaktif dengan memberinya pijatan
lembut. Sentuhan hangat dari Anda akan membuat anak tahu bahwa Anda
mencintainya, selain itu, gerakan pijatan memiliki efek menenangkan.
4. Taruh perlengkapan aktivitas atau mainan yang dapat membuat anak
tenang. Perlengkapan aktivitas atau mainan anak yang tenang antara lain
teka-teki, cat, peralatan membuat perhiasan, dan buku-buku favorit.
Taruh di dekat mainan anak yang lain, sehingga anak bisa menggunakannya saat dia ingin tenang sebentar.
5. Atur suasana ruangan dengan menjaga pencahayaan yang redup atau
menyetel musik relaksasi ketika anak hiperaktif butuh ketenangan.
6. Lakukankah aktivitas secara rutin setiap harinya, sehingga anak
hiperaktif tahu apa yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan dari
mereka. Persiapkan anak ketika akan melakukan aktivitas yang tidak biasa
dan jelaskan apa yang akan terjadi.
Selain itu, diskusikan juga bagaimana cara mereka tetap tenang bahkan
dengan kegembiraan yang mungkin akan mereka alami dari kegiatan yang
berbeda tersebut.
7. Hindarkan anak dari minuman dingin, gula, susu manis,
pewarna makanan, dan bahan pengawet dalam makanan yang bisa menyebabkan
agitasi. (Agitasi = pancingan, huru-hara, dll. Artinya hindari anak
dari makanan-makanan tersebut karena akan menghasilkan energi berlebih
yang membuat anak makin hiperaktif).
8. Sediakan waktu untuk menampung energi ekstra, seperti lari berkeliling dan berolahraga.
Ini akan membantu anak hiperaktif tahu bahwa ada waktu dan tempat untuk
melepaskan kelebihan energi, sehingga membantu anak tetap tenang dalam
situasi lainnya.
Diambil dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat!